Enrekang, timesulsel.com — Daun kelor yang selama ini dikenal hanya sebatas komsumsi rumah tangga saja ternyata lebih dari itu, kekayaan sayur mayur yang dimiliki Kabupaten Enrekang seperti daun kelor ternyata mempunyai nilai jual yang cukup menjanjikan bagi petani untuk menambah penghasilannya.
Dengan hadirnya pabrik Daun Kelor di Kabupaten Enrekang, dapat membuka peluang usaha baru bagi petani dengan cara membuka lahan tanaman kelor skala besar, kemudian dijual dalam skala besar pula kepabrik daun kelor nantinya ketimbang hanya dijadikan sayur.
Menurut Salah seorang mantan Pedagang sayur mayur antar Propinsi Pendiri Pabrik Daun Kelor Nurli, mengaku menangkap peluang tersebut hanya dengan membaca artikel artikel tentang manfaat daun kelor, lalu muncul inspirasi dan tekatnya untuk mendirikan sebuah pabrik tepung daun kelor.
Rencana Nurli pun terkabul dan bahkan saat ini dikatakan telah melakukan uji coba di Desa Tungka, Kecamatan Enrekang, pabrik yang dia dirikan itu menurutnya hanya bermodalkan tekat dan semangat serta anggaran yang relatif kecil dari modal yang ia kumpulkan selama berdagang.
“Memang selama ini saya belum pernah mempublikasikan Pabrik daun kelor yang saya dirikan awal tahun 2019 ini didesa Tungka, Kecamatan Enrekang Utara lantaran belum lengkap izinnya kami baru mengantongi izin depkes RI, TDP, SIUP, dari Disperindag, dan masih banyak lagi yang harus saya benahi”.
Selanjutnya Nurli mengatakan bahwa untuk sementara dirinya sedang bersosialisasi kepada petani untuk segera menanam Kelor karena dapat dijual dalam bentuk kering dan dalam jumlah yang banyak sehingga butuh lahan tempat mengembangkan tanaman Kelor sebagai salah satu faktor kendalanya.
“Iya sekarang saya sementara mencari mitra paling tidak 10 orang petani perdesa yang mau diajak membuat kelompok namanya kelompok “Molina Olivera” minimal satu hektar per-orang, kami siap menampung berapapun kg. dari petani dalam bentuk kering harganyapun langsung tunai”janji Nurli.
Salah seorang Petani didusun Riso Kelurahan Leoran bapak Salam saat diwawancarai mengatakan masih ragu menambah tamanan kelor dikebunnya karena takut tidak ada pembeli jadi lebih memilih menjual langsung dalam bentuk mentah dipasar pembelinyapun banyak.
“Iye, nanti kalau saya tanam banyak lantas tidak ada juga yang mau beli apalagi dalam bentuk kering kan rugi tenaga pak,!, tapi kalau adaji jaminan Insya Allah saya akan berusaha untuk menanam lebih banyak lagi dari pada kosong saja itu lahan”ujar Pak Salam dilokasi kebunnya. (Zaini).