oleh

Angka Stunting Di Enrekang Tergolong Masih Tinggi

ENREKANG, timesulsel. com-Kabupaten Enrekang merupakan prioritas stunting tahun 2019 dengan kasus stunting terbanyak ada 10 desa di Kabupaten Enrekang.

Kepala Dinas Kesehatan Enrekang Sutrisno, mengatakan, di wilayahnya terdapat,10 desa yang masuk kasus stunting, di antaranya Desa Labani, Ongko, Pariwang, Limbuang, Banua, Sawito, Parinding, Baroko, Benteng Alla Utara Tongkonan Basse Pemerintah Kabupaten Enrekang mendukung untuk menurunkan kasus stunting.

” Pemerintah juga tidak ingin sumber daya manusia ini mundur sebelum pertandingan global karena kalah kompetisi akibat stunting,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan EnrekangSutrisno saat membuka kegiatan Sosialisasi Penguatan Intervensi Gizi Pada 1000 HPK dalam rangka penurunun Stunting tahun 2019 di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang jalan Sultan Hasanuddin Enrekang, Senin (22/7/2019).

Kegiatan sosialisasi tersebut, melalui Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam rangka penurunan prevalensi stunting di masyarakat Enrekang.

Menurut Kepala Kesehatan Enrekang sunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin hingga anak usia 24 bulan.

β€œUntuk itu, pemerintah melakukan intervensi dalam dua skema, pertama, intervensi spesifik atau gizi dengan melakukan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak, suplementasi gizi, pemberian tablet tambah darah serta konsultasi. Kedua, intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih, lumbung pangan, alokasi dana desa, edukasi, sosialisasi dan sebagainya,” jelas Susi Sulastri.

Disebutkan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla bekerja keras menurunkan tingkat prevalensi 53.7% Tahun 2013 PSG 2017 mencapai 45.8% hinga 24,5%/42.7% (Riskedas, 2018).Meski turun signifikan, angka tersebut masih tinggi, karena masih ada tiga dari sepuluh balita stunting di Indonesia.

β€œNamun, kami optimis angkanya semakin turun karena ragam kebijakan intervensi penanggulangan stunting,” ujarnya.

Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi stunting tersebut bisa mencegah munculnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak kompeten ketika menghadapi era globalisasi.(Zaini).