oleh

Soal Ledakan di Garut, Dudung Abdurachman: Warga Pasti Berbondong-bondong Cari Selongsong untuk Dijual

JAKARTA – Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional sekaligus eks KSAD Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman mengungkapkan, warga kerap datang ke lokasi latihan militer untuk mencari selongsong.

Dudung menyebut, selongsong-selongsong itu bisa dijual oleh masyarakat. Hal tersebut disampaikan Dudung saat merespons insiden warga yang mendatangi lokasi pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat.

“Iya, memang saya mendengar, dan saya sering juga di daerah latihan itu, warga itu pasti memanfaatkan kalau kita latihan nembak, itu kan selongsong-selongsong itu kan kuningan, itu kan bisa dijual oleh mereka,” ujar Dudung (13/5/2025).

Ledakan Amunisi di Garut, Dudung Ungkap Keterlibatan Warga dalam Pemusnahan Dudung menekankan, ke depannya, praktik masyarakat tersebut harus ditertibkan.

“Dan ini memang ke depan harus kita tertibkan, tidak serta merta memang pada saat latihan, pada saat setelah selesai latihan pun, mereka itu masyarakat berbondong-bondong mencari serpihan-serpihan seperti itu,” jelasnya.

Untuk itu, Dudung mendorong agar kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa ke depannya tidak lagi melibatkan masyarakat. Sebab, selama ini, masyarakat dilibatkan dalam proses penggalian lubang ledakannya.

“Memang ke depan harus kita evaluasi bahwa prosedur di dalam pemusnahan itu jangan sampai melibatkan masyarakat.

Walaupun masyarakat itu dalam proses penggalian itu diberi upah dan sebagainya, tetapi ini untuk antisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang terjadi seperti kemarin.

Ya pasti kan mereka menggali pasti adalah dikasih upah. Karena gali sumur, dan sebagainya,” kata Dudung. “Karena memang keterbatasan personel. Kemudian penggalian itu kan butuh cangkul, dan sebagainya.

Biasanya selama ini menggunakan masyarakat,” imbuhnya. Diketahui, insiden terjadi saat prosedur pemusnahan amunisi dilakukan pada Senin (12/5/2025) di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Pemusnahan dilakukan oleh personel TNI dari Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad), dengan metode peledakan di tiga titik lubang yang telah disiapkan oleh tim dari Puspalad.

Petugas Salah Prediksi Peledakan pertama dan kedua berlangsung sesuai rencana tanpa kendala. Namun, saat tim mulai mempersiapkan proses pemusnahan di lubang ketiga, secara tiba-tiba terjadi ledakan hebat yang tidak terduga.

Ledakan ini terjadi saat beberapa personel TNI masih berada di lokasi, dan pada saat yang sama sejumlah warga sipil diduga tengah berada di sekitar area kejadian.

Akibat ledakan mendadak ini, sebanyak 13 orang meninggal dunia, terdiri dari 4 anggota TNI yang sedang bertugas dan 9 warga sipil yang berada di sekitar lokasi.