BOGOR – Jalan Pasteur yang selama ini menjadi salah satu titik sibuk dan gerbang utama menuju Kota Bandung, kini tampil berbeda dan begini tanggapan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Jalan yang dulunya penuh sesak dengan Pedagang Kaki Lima (PKL), parkir liar, dan kesemrawutan, kini menjelma menjadi kawasan yang rapi, bersih, dan tertata.
Hal ini menjadi sorotan sekaligus pujian dari orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat yakni Dedi Mulyadi dalam kunjungannya baru-baru ini.
Dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram resminya, Dedi Mulyadi tampak berjalan menyusuri trotoar Jalan Pasteur dengan ekspresi puas. Ia memuji perubahan signifikan di kawasan tersebut.
“Saya bangga. Akhirnya kawasan ini bisa menjadi wajah kota yang ramah dan tertib,” ucapnya dalam video yang dilansir dari Instagram @dedimulyadi71.
Dedi yang dikenal dengan gaya blusukannya yang khas menyampaikan bahwa penataan kawasan ini tidak hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga menyangkut penghormatan terhadap hak pejalan kaki.
“Trotoar bukan tempat jualan. Trotoar adalah hak pejalan kaki. Kalau kita hormati itu, berarti kita menghargai peradaban,” tegasnya.
Penataan Jalan Pasteur sendiri merupakan hasil kolaborasi apik antara Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Mereka menertibkan para PKL dan parkir liar yang selama ini menguasai ruang publik. Trotoar dipugar, fasilitas pejalan kaki diperbaiki, dan area hijau ditambahkan untuk menciptakan suasana yang lebih sejuk dan nyaman.
Bagi Dedi Mulyadi, transformasi ini bukan sekadar proyek fisik, tapi simbol perubahan mental dan kedisiplinan.
“Bandung ini kota kreatif. Harusnya mulai dari wajahnya sudah kelihatan. Pasteur ini gerbang utama, masa kita sambut tamu dengan kekacauan?” ujarnya.
Tak hanya memuji, Dedi juga memberi pesan kepada warga dan aparat setempat untuk menjaga apa yang sudah tertata.
Mantan bupati Purwakarta itu juga mengingatkan bahwa mempertahankan lebih sulit daripada membangun.
“Kalau sudah rapi, jangan dikembalikan lagi ke zaman chaos. Ini harus jadi standar baru,” katanya sambil tersenyum.
Kini, Jalan Pasteur tak hanya menjadi akses utama ke Kota Kembang, tapi juga bisa menjadi simbol perubahan kota yang lebih manusiawi.
Sebuah langkah kecil dengan dampak besar dan Dedi Mulyadi, dengan mata tajam dan hati yang peduli, hadir menjadi saksi perubahannya.***