JAKARTA – Ketua DPP PDI-P yang juga anggota Komisi II DPR, Deddy Sitorus, menanggapi positif wacana penugasan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk berkantor di Papua oleh Presiden Prabowo Subianto.
Ia berharap Gibran bisa menghadirkan keadilan di Papua ketika berkantor di Bumi Cenderawasih itu. “Jadi (kehadiran Gibran di Papua) yang pertama menghadirkan keadilan,” kata Deddy ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu tantangan besar yang harus dijawab Gibran ketika ditugaskan di Papua. Yusril Klarifikasi soal Gibran Ditugaskan ‘Ngantor’ di Papua
Setelah pembangunan infrastruktur selama satu dekade terakhir, kini saatnya memastikan hasil pembangunan benar-benar dirasakan masyarakat.
“Sekarang kan setelah 10 tahun infrastruktur dipacu di sana, yang untuk masyarakat sebenarnya apa ya? Mereka kebanyakan enggak punya mobil di pedalaman, kan gitu nih.
Yang menikmati apa? Kan yang perusahaan yang kemudian dapat konsesi sawit, dapat tambang, dan segala macam,” ungkap Deddy.
Dia menilai langkah mengirimkan Gibran ke Papua menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap percepatan pembangunan di kawasan timur Indonesia. Di sisi lain, tambah dia, sekaligus bentuk penghormatan terhadap warisan kebijakan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
“Saya kira bagus, bagus sekali itu menunjukan kepedulian Pak Prabowo untuk mempercepat pembangunan Papua sekaligus menghargai, karena dulu kan bapaknya (Ayah Gibran) Presiden Jokowi kan paling sering ke Papua,” ucap Deddy.
Ia menekankan pentingnya penugasan tersebut dijalankan secara serius dan tidak sekadar seremonial. Dirinya berharap Gibran tidak hanya melakukan kunjungan sesekali, tetapi benar-benar tinggal dan bekerja langsung dari Papua.
“Mudah-mudahan dia lama di sana, jangan cuma datang pergi, datang pergi,” beber Deddy. Menanggapi spekulasi bahwa Gibran ‘dibuang’ ke Papua, Deddy menolak anggapan tersebut.
Ia justru menilai penugasan ke Papua sebagai pekerjaan strategis yang memerlukan perhatian khusus. “Ah jangan begitu, itu negatif. Kan pasti penting (penugasan ke Papua).
Misalnya ada food estate 3 juta hektare, 2 juta, 3 juta hektare, itu kan kerjaan yang besar sekali. Enggak bisa itu hanya sambil lalu, kan enggak mungkin Presiden ngawasin (sendirian),” ungkapnya.
Ia menambahkan, keadilan harus dimulai dari pendidikan yang merata dan akses ekonomi yang adil. Deddy mengatakan, salah satu prioritas awal yang harus dilakukan Gibran adalah memahami lebih dalam konteks sosial dan budaya Papua.
Ia mendorong agar Gibran berdiskusi dengan tokoh lokal, sejarawan, hingga kementerian teknis untuk merumuskan solusi tepat. “Dia (Gibran) harus memahami, memanggil dulu tokoh-tokoh Papua, para sejarawan, sosiolog dengan Kementerian Dalam Negeri, kementerian lain yang bersentuhan dengan Papua.
Apa sih yang bisa dikerjakan di sana? Apa sih masalahnya? kan gitu,” kata dia. Sebelumnya diberitakan, rencana Gibran berkantor di Papua disampaikan kembali oleh Menteri Koordinator bidang Hukum, HAM,
Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra dalam acara Launching Laporan Tahunan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Tahun 2024, pada 2 Juli 2025.
“Concern pemerintah dalam menangani Papua ini, dalam beberapa hari terakhir ini sedang mendiskusikan untuk memberikan satu penugasan khusus dari Presiden kepada Wakil Presiden untuk percepatan pembangunan Papua,” ujar Yusril dikutip dari tayangan YouTube Komnas HAM, Selasa (8/7/2025).
Usulan serupa sebelumnya disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Pertahanan bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Lenis Kogoya. Lenis berharap Gibran Rakabuming Raka mau menerima ajakannya untuk datang atau bahkan berkantor di Papua.
Menurut dia, Gibran harus mengikuti jejak sang ayah, yakni Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang kerap berkunjung ke Papua semasa menjabat. “Gibran harus turun lapangan.
Harus didampingi dengan saya. Iya. Harus turun. Harus turun lapangan,” kata Lenis yang ditemui di Gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
“Seperti Jokowi, kan dia masuk ke rumah. Selalu dengan saya, ke naik gunung, ke mana-mana,” ujar dia.