oleh

Salah satu calon siswa (casis) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Polri, Pertiwi Talumantak

JAKARTA – Magister hukum asal Manado, Sulawesi Utara (Sulut) Pertiwi Talumantak, merupakan salah satu calon siswa (casis) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Polri.

Perempuan 26 tahun ini sempat gagal dalam seleksi polisi wanita (polwan) melalui jalur Bintara.

Anak pendeta Julius Talumantak ini mengaku keinginannya menjadi polwan muncul saat mengerjakan skripsi berjudul ‘Penegakan Hukum di Pulau-Pulau Terluar Indonesia untuk Keutuhan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia’.

Selama proses penelitian, timbul impian Pertiwi untuk bisa menegakkan hukum dan menghadirkan cinta kasih seorang aparat di tengah masyarakat.

“Tidak sia-sia (mencoba tes polwan lewat SIPSS). Puji Tuhan saya bisa sampai di tingkat pusat.

Motivasi ikut seleksi polisi itu tiap hari berinteraksi dengan masyarakat, garis depan penegakan hukum,” ucapnya, dalam rilis Itwasum Polri pada Selasa (25/2/2025).

Pertiwi mengatakan dirinya lahir dan besar di lingkungan gereja, sehingga prinsip menebarkan cinta kasih lekat dalam kepribadiannya.

Dia berharap dapat menyebarkan kasih terhadap sesama, sehingga antarwarga mengedepankan penyelesaian masalah dengan dialog, tak ujug-ujug lewat kekerasan.

“Orang tua di sana selalu mendukung (untuk menjadi polwan). Saya juga sudah mempersiapkan banyak hal, termasuk (latihan) fisik,” jelas Tiwi, sapaan akrabnya.

Pembawa Pujian-Anggota Padus Gereja
Sebagai anak pendeta, sisi spiritual Tiwi sedari kecil terbentuk. Kegiatan gereja yang menjadi hobinya adalah membawakan puji-pujian.

Tiwi pun aktif dalam pelayanan di Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pniel Wawonasa.

Prestasinya di olah vokal mentereng mulai dari menyabet medali emas di event Asia-Pacific Choir Games (APCG) bersama tim paduan suaranya, kemudian Gold Medal International Choir Competition (Bali & Singapore).

Dia juga jadi juara 1 Bintang Vokalia Jemaat Pniel Tuna. Pada 2023, dia kembali menyabet medali emas Festival Seni Pemuda Gereja (FSPG).

Dia berkisah kemampuan olah vokalnya juga makin ditempa saat masuk di SMA Eben Haezar, Manado, Sulut, pada 2013. Lulus SMA, Tiwi masuk di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Saat di bangku kuliah, Pertiwi mengembangkan bakat seninya, yakni seni tari. Dia bahkan didapuk mewakili Sulut menjadi penari teatrikal Pahlawan Nasional Maria Walanda Maramis.