DEPOK – Kasus viral terkait seleksi calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) oleh Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengundang amarah warga NTT di Jabodetabek yang tergabung dalam Aliansi NTT Menggugat.
Koordinator Aliansi NTT Menggugat, Manche Kota, pun tegas menuntut Kapolda NTT untuk mundur atau diganti karena telah mendzolimi orang muda dan warga NTT.
“Ini bentuk keprihatinan kami warga NTT di Jabodetabek terhadap proses penyeleksian dan perekrutan calon Taruna Akpol. Dari 11 calon taruna hanya 3 kelahiran atau putra asli NTT.
Ini sangat memprihatinkan buat kami. Bagi kami ini bentuk pendzoliman terhadap generasi muda NTT, terhadap orang NTT.
“Untuk itu kami bersepakat untuk menyurati pak Kapolri untuk audiensi dan kami akan melakukan aksi baik di Jakarta maupun di NTT. Kami minta Kapolri untuk melakukan evaluasi total terhadap proses penerimaan Taruna Akpol di NTT.
Karena dugaan kami ini ada indikasi nepotisme. Kita bisa lihat nama-nama itu. Tentu tidak bisa kita batalkan putusan itu, tapi permintaan dari kami harus ada penambahan kuota di tahun ini untuk anak-anak NTT,” kata Mance dalam konferensi pers tadi malam (8/7/24).
Manche menambahkan, ketika Kapolda NTT adalah orang asli NTT, penerimaan calon akpol putra asli NTT maksimal. Tetapi ketika Kapolda bukan orang NTT, orang NTT seperti dikesampingkan.
“Harapan kami ke depan, kepolisian lebih bersikap obyektif mulai dari perekrutan dan penyeleksian dan sebagainya. Harus ada kuota khusus untuk anak-anak NTT.”
Manche juga mengatakan Aliansi NTT Menggugat meminta panitia penerimaan Taruna Akpol untuk berbesar hati membuka secara transparan hasil seleksi Taruna Akpol NTT tersebut.***