WAJO – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wajo mencatat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wajo pada tahun 2022 dan 2023 anjlok dan merosot tajam.
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan di Kabupaten Wajo tahun 2022 hanya tumbuh 2,38%.
Sedangkan di tahun 2023 hanya tumbuh 1,43%. Jauh dibawa dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulsel sebesar 4,51 persen dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen.
Mirisnya lagi dari 24 Kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel) Kabupaten Wajo justru keluar sebagai juru kunci daerah dengan pertumbuhan ekonomi paling terbawah.
Capaian itu menjadi pukulan telak bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo sebab pada tahun 2022 lalu Kabupaten Wajo dinobatkan sebagai wilayah penghasil padi terbesar kedua di Sulsel.
Meski hal itu bukanlah menjadi satu-satunya variabel untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Wajo, namun sejumlah pihak menyayangkan adanya sejarah kelam yang terukir di daerah penghasil gas alam dengan cadangan gas terbesar di Blok Sengkang.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) Andi Gusti Makkarodda mengatakan, untuk mengukur keberhasilan serta kegagalan Amran Mahmud dan Amran dalam menahkodai pemerintahan di Kabupaten Wajo dalam lima tahun terakhir itu harus dilihat berdasarkan data.
Dalam perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Pemkab Wajo tahun 2019-2024.
Pemerintah dengan penuh keyakinan menargetkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wajo pada tahun 2022 akan tumbuh 4,24% – 5,65%
Sedangkan pada tahun 2023 Pemkab menargetkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wajo bakal tumbuh dikisaran 4.35% – 5,79%
“Apapun argumentasinya ketika kita sudah berbicara data itu sudah tidak bisa terbantahkan. Coba bandingkan target perubahan RPJMD dan realisasi dari data BPS tahun 2022 dan 2023.
Setelah itu silahkan simpulkan sendiri apakah Pemerintahan duo Amran berhasil atau tidak,” katanya, Minggu (21/4/2024).
Tidak hanya gagal dalam sektor laju pertumbuhan ekonomi, duo Amran juga dinilai gagal dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem di Kabupaten Wajo
Berdasarkan data dari tabel estimasi tingkat dan jumlah penduduk miskin ektrem di Provinsi Sulsel tahun 2021-2023 yang dihitung oleh Satgas P3KE mencatat, angka kemiskinan di Kabupaten Wajo dari 2021, 2022 hingga 2023 setiap tahunnya mengalami kenaikan
“Saya berbicara data dari BPS dan Satgas P3KE ya, tahun 2021 angka kemiskinan ekstrem di Wajo itu mencapai 1,90 ribu jiwa atau 0,47% dari total penduduk Wajo.
Tahun 2022 naik menjadi 4,47 ribu jiwa atau 1,10% dari penduduk Wajo. Dan tahun 2023 penduduk ekstrem di Wajo naik derastis angkanya 8,45 ribu jiwa atau 2,07% dari penduduk Wajo,” pungkasnya.
Sampai berita ini diterbitkan, Pj Bupati Wajo Andi Bataralifu, Kepala Bappelitbangda Wajo, Andi Pallawarukka dan Kabag Ekonomi Setda Wajo, Andi Ramlan memilih diam dan tidak menanggapi penyebab anjloknya ekonomi di Bumi Lamadukelleng.(*)