oleh

Hindari Simpang Siur Data Pertanian, Pemprov Malut Gelar Rakor

SOFIFI โ€“ Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) satu data pertanian,

Khususnya Tanaman Hortikultura untuk menciptakan ketepatan dalam penyusunan perencanaan dan implementasi kebijakan pemerintah.

Rakor yang dihadiri oleh Kadis Pangan serta Kadis Perindag Malut ini, bertempat di kantor Dinas Pertanian, Sofifi, Senin (25/7/2022).

โ€œKami hari ini mengundang Dinas Pangan dan Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) membicarakan terkait dengan penyatuan data dalam angka tetap produksi pada Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Menurut Muhtar, ketiga OPD, yakni Dinas Pertanian, Dinas Pangan, dan Dinas Perindag penting

Untuk setiap saat melakukan update data. Sebab, Dinas Pertanian tidak bisa sendiri untuk menertibkan data produksi pertanian.

โ€œMenyangkut dengan kebutuhan, kita tidak bisa menghitung sendiri. Karena itu, harus ada keterlibatan yaitu Dinas pangan dan Dinas Perindag.

Melalui rakor ini, kita mencoba untuk menyatukan data, seperti Dinas pertanian menyangkut dengan Tanaman Hortikultura dan bahkan sampai Perkebunan, serta Peternakan.

Untuk Dinas Pangan dapat menghitung ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan, Dinas Perindag berkaitan dengan data ekspor dan impor pertanian,โ€ jelas Muhtar.

Muhtar menambahkan, bahwa produksi Cabe dan Tomat di Maluku Utara sudah mencapai 50 sampai 60 persen.

Bahkan, dengan ketersediaan Cabe dan Tomat tersebut sudah dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat Maluku Utara, sehingga kedepannya Tanaman Hortikultura tidak lagi tergantung dari daerah lain.

โ€œMemang dari sisi produksi kita masih di bawah Sulawesi Utara, dan daerah lain, seperti Jawa. Tetapi, untuk tanaman pangan seperti Holtikultura,

Khususnya Cabe dan Tomat produksinya sudah di atas 50-60 persen. Ini karena, data kita belum valid dan akhirnya orang tahu Cabe dan Tomat itu selalu dari Sulawesi Utara,โ€ ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pangan Malut, Dheni Chan menambahkan, bahwa pihaknya bakal memperketat pengawasan, sehingga dapat

Diketahui berapa persen tanaman Hortikultura yang berasal dari luar daerah dan berapa persen hasil produksi oleh petani Maluku Utara sendiri.

โ€œNah, data itu yang kita coba konsolidasi. Memang, selama ini yang kita tahu, bahwa ada komoditi yang didatangkan dari luar Maluku Utara.

Tetapi, kan presentasinya belum dapat kita pastikan, makanya dengan data ini kita akan sajikan lebih detail lagi, karena jangan-jangan sebagian besar komoditi tertentu

Yang sudah diproduksi di Maluku Utara. Makanya, kita akan lebih fokus lagi untuk konsolidasi data ini. Kemudian dari rakor ini harus ada langkah-langkah selanjutnya,โ€ harapnya.