TIMESULSEL.com, PURWAKARTA – Dalam upaya mendukung program Nasional (Citarum Harum, red) dan implementasi komitmen bisnis PT South Pacifik Viscose (SPV) yang berkelanjutan disoal warga setempat.
Diketahui, pada 2019 lalu tepian Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut telah dilakukan pengerukan.
Namun, kini kondisi dermaga DAS Citarum atau dermaga Bandar Citarum Lestari (BCL) nampak tidak terurus
Dengan perairan yang dangkal akibat sedimentasi yang berlokasi di Kampung Sawah, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta.
Menurut keterangan warga setempat, penyebab pendangkalan diduga berasal dari pembuangan limbah dari pabrik yang memproduksi serat itu.
Selain dimanfaatkan Tim Satgas Citarum Harum untuk mengontrol kondisi DAS Citarum, dermaga tersebut dulunya memiliki peran penting,
Khususnya dalam mendukung program Citarum Harum. Kini, kondisi dermaga nampak tidak terurus dengan perairan yang dangkal akibat sedimentasi.
Menanggapi permasalahan di atas, Corporate Affairs PT South Pacific Viscose, Sigit Indrayana mengatakan,
Perusahaannya tetap mendukung program Nasional Citarum Harum, antara lain dengan secara rutin melakukan dredging atau pengerukan
Dan juga kontribusi pembuatan Dermaga BCL yang dilakukan di tahun 2019 untuk digunakan oleh masyarakat dan untuk pemantauan sungai oleh Satgas Citarum Harum.
“Sudah kita agendakan, pada bulan Februari 2022 mendatang, akan dilakukan pengerukan kembali atas koordinasi dengan BBWS
Dan Satgas Citarum Harum. Pelaksanaan pengerukan ditargetkan berlangsung selama 4 pekan,” kata Sigit melalui gawainya, Sabtu (22/1/2022).
Menurutnya, perbaikan Dermaga BCL yang berlokasi di Kampung Sawah, Desa Cilangkap, sudah dalam perencanaan.
“Kami bekerjasama dengan Satgas Citarum Harum. SPV akan membuat titik pantau yang memudahkan Satgas menjalankan tugas memonitor Sungai Citarum,” ucap Sigit seraya menegaskan bahwa air hasil pengolahan yang keluar ke Sungai Citarum sudah memenuhi standar baku mutu.