Oleh: Moh Azkia Rahman
SULAWESI TENGAH (KABUPATEN BANGGAI) – Desa Gori-Gori, yang berada di Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah sedang mengalami transformasi besar akibat fenomena urbanisasi yang secara perlahan meluas di kawasan ini.
Dengan populasi sekitar 1.679 orang pada tahun 2023, desa ini mencerminkan bagaimana urbanisasi tidak hanya mengubah pola migrasi tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek sosial, ekonomi dan budaya setempat.
Urbanisasi di Gori-Gori menjadi penghubung antara tradisi yang kuat dan perubahan menuju modernisasi yang tidak bisa dihindari.
salah satu dampak yang paling jelas dari urbanisasi adalah pergeseran dalam sektor pendidikan dan akses terhadap informasi. seperti SD Inpres Sinorang yan telah lama ada sejak tahun 1981 dan masih beroprasi dengan akreditasi B.
Sekolah ini berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan menaungi generasi muda desa agar dapat mengakses pengetahuan lebih luas, membuka kesempatan bagi mereka untuk tumbuh dan berkontribusi terhadap kemajuan desa dan sekitarnya.
Namun urbanisasi juga membawa tantangan tertentu, khususnya terkait dengan migrasi penduduk usia produktif yang cenderung meninggalkan desa ntuk mencari pekerjaan di kota besar.
Keadaan ini menyebabkan perubahan dalam struktur demografi, dimana saat ini banyak keluarga di Gori-Gori didominasi oleh orang tua dan anak-anak.
Kondisi ini berisiko mengurangi jumlah tenaga kerja yang produktif di desa, berdampak pada kegiatan ekonomi dan kelanjutan tradisi lokal.
Meskipun begitu, modernisasi yang dibawa urbanisasi juga menciptakan peluang baru. Pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai proyek swadaya di Gori-Gori yang mendukung usaha mikro dan perdagangan lokal. Pasar ini tidak hanya meningkatkan ekonomi