TIMESULSEL.com, PALEMBANG – Terkait kasus pegawai Rumah Sakit Islam (RSI) Ar Rasyid Palembang usir dan banting hp wartawan.
Direktur RSI Ar Rasyid KOL. CKM (P). dr. Toni Siguntang,Sp. THT-KL,MARS di dampingi kuasa hukumnya H.Junaidi Azis.SH.MH gelar jumpa pers diruang rapat RS Ar Rasyid Palembang, Senin (06/12/2021).
Dalam penyampaiannya Direktur RSI Ar Rasyid dr. Toni Siguntang mengungkapkan kronologi pasien yang berinisial M dari awal masuk RSI Ar Rasyid hingga pulang.
“Pada Rabu, (24/11/21) pasien berinisial M beralamat Talang Kelapa dengan pekerjaan ibu rumah tangga (IRT)pukul 11.40 WIB datang ke RS Islam Ar Rasyid, IGD
Dalam kondisi hamil dan cukup waktu, dengan posisi bayi tidak normal, dan diketahui ada gangguan dari riwayat medisnya, serta pasien itu sendiri sadar dan secara umum normal,” ungkap Direktur Tony
Masih kata Dr Toni, Pasien tidak termasuk dalam BPJS atau pun KIS, dan pasien tersebut dibebankan secara umum, dan disarankan untuk melakukan operasi sesar.
Dan dilakukan persiapan dengan pemasangan infus dan pemasangan oksigen karena terdapat gangguan pada Janin.
“Pada pukul 15.40 dilakukan tindakan operasi sehingga ibu dan bayi selamat,” ujarnya.
Kemudian setelah persalinan, ibu dan bayi dilakukan perawatan, di ruang rawat. Pada Sabtu(27/12/21)pukul 10.00 WIB atas dasar persetujuan dokter yang merawat ibu ini sudah bisa diizinkan pulang sedangkan anaknya masih dalam perawatan.
“Seperti biasa, saat pasien pulang maka akan dijelaskan biaya persalinannya sebesar Rp16.184.035, di awal pada masuk keluarganya telah memberikan deposit sebesar Rp 3 juta
Dan ada perjanjiannya bahwa bersangkutan menyanggupinya,” paparnya.
“Sisanya itu sebesar Rp13.184.035, pada Senin (29/11/2021) kita berikan diskon Rp2 juta sehingga menjadi Rp11.184.035,” lanjut Tony.
Karena bayinya masih dirawat, kita bebaskan perawatannya, masih menempati di ruangan rawat semula dengan tujuan agar tidak membebani keluarga si pasien.
“kita tidak pernah menahan pasien, karena yang kita utamakan terhadap perawatan akan kondisi bayi tersebut, hingga Rabu pada tanggal (01/12/2021)
Ibu dan bayi pulang kerumah dengan pernyataan untuk pertanggung jawaban perlunasan dan esoknya semua selesai sudah terbayar,” tegasnya.
Terkait pengakuan oknum RS Islam Ar Rasyid sebagai pimpinan, Direktur Tony Siguntang mengatakan bahwa oknum tersebut menjabat sebagai Supervisor,
Mewakili pimpinan yang mengurus manajemen. “Beliau yang kita tugaskan melakukan pelayanan dan bertanggungjawab pada saat itu,” ujarnya
Sementara Junaidi Aziz selaku Kuasa Hukum mengatakan jurnalis mempunyai hak untuk melapor terhadap peristiwa yang dialaminya, dan hal itu dalam proses pihak Kepolisian serta dalam tahap pendalaman akan kasus tersebut, biarlah bagaimana proses berjalannya secara profesional.
“Kami juga akan bersiap menghadapi hukum progressif yang tengah berjalan, namun kalo ada hal hal penyelesaian terhadap hukum ini maka kami pun siap untuk menyelesaikannya,” tutur Junaidi.
Menurut Junaidi, tidak ada mungkin niat oknum tersebut untuk mengusir, kejadian tersebut di dalam ruangan.
“Oknum itu menginginkan agar pasien di dalam ruangan tidak terganggu. Mungkin penyampaiannya saat itu dalam keadaan emosi,” ucapnya.
Untuk CCTV tidak bisa kita perlihatkan karena ini masih dalam proses dan ranah penyidik.
“Mungkin ini merupakan mis informasi/komunikasi [Kesalahpahaman], karena beliau [Oknum] tersebut bertanggungjawab pada saat itu dan dia selaku koordinatornya,” imbuhnya.
Ia berharap atas peristiwa ini dapat menjadi pembelajaran. “Terkait sanksi yang akan diterapkan masih kita tanyakan dulu Terkait kode etik rumah sakit,” pungkasnya.
Sementara menurut keterangan dari Jarwo (ayah bayi) tersebut saat didatangi media ini dikediamannya, Kamis (02/12/2021)
Mengatakan bahwa sebelum insiden oknum RSI Ar Rasyid usir dan banting hp wartawan dirinya yang sedang diruangan oknum tersebut guna membicarakan biaya rumah sakit.
“Sebelum insiden itu terjadi saya yang lebih dulu kena marah karena belum bisa membayar biaya rumah sakit, mau gimana lagi namanya belum ada ya belum bisa bayar,” kata Jarwo
Jarwo juga mengatakan saat ingin meninggalkan ruangan oknum tersebut dan ingin pulang namun oknum tersebut melarang Jarwo untuk keluar sendiri.
“Kamu jangan keluar sendiri dibawah banyak wartawan nanti kamu asal ngomong dengan mereka, ayo saya antar kamu keluar.” kata Jarwo sambil menirukan kata-kata oknum tersebut.