oleh

Desa Pepandungan Telah Siap Menjadi Pintu Gerbang seven Summit Of Indonesia.

Bupati Enrekang H.Muslimin Bando saat betfose bersama sejumlah kaula muda komunitas pecinta alam kabupaten enrekang

Enrekang, timesulsel.com–Bupati Enrekang, H. Muslimin Bando pada akhir tahun 2019 lalu telah meresmikan jalur pendakian dari Desa Pepandungan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang menuju ke Puncak Rante Mario melalui jalur Buntu Pokapinjan Kacamatan Baraka.

Peresmian Jalur baru tersebut adalah merupakan kado memasuki tahun baru 2020 bagi para Kaula muda pencinta Alam untuk berpetualang guna mengeksplorasi Gunung Latimojong sebagai gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dan seven summit of Indonesia.

Pada saat acara peresmian yang dihadiri sekitar 500 orang yang terdiri dari kelompok Komunitas lokal tersebut, sebagai wujud suka cita atas peresmian jalur baru tersebut ditandai dengan pemotongan seekor sapi, Serta ratusan ikan emas, yang dipadukan dengan masakan ketan pulut mandoti makanan Khas andalan Bumi Massenrempulu yang pernah memecahkan rekor muri dan ketan Pulu’ pinjan serta berbagai makanan tradisional Desa Pepandungan.
Foto Para Pecinta Alam saat mendaki kepuncak Latimojong melalui jalur buntu pulu’pinjan Kecamtan Baraka

Kegiatan diawali dengan penyampaian selayang pandang destinasi wisata Mandoti oleh Jamaluddin Jahid Haneng, mahasiswa doktor di Universitas Angers, Perancis dan Universitas Udayana, Bali yang sedang melalukan penelitian disertasi.

Menurut Jamal, panggilan akrab mahasiswa S3 ini, bahwa Kabupaten Enrekang 85 persen dari luas wilayahnya memiliki kemiringan lereng 40Β°. Itu artinya memiliki limitasi lahan untuk pengembangan kawasan budidaya sehingga sangat rentan terhadap ancaman ekologi berupa longsor, banjir dan krisis air di musim kemarau akibat alih fungsi kawasan hutan lindung menjadi lahan pertanian yang terjadi setiap tahun.

Apabila sektor pertanian menjadi satu-satunya sumber matapencaharian penduduk dan sumber pendapatan asli daerah maka Enrekang telah diskenario menjauh dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Lahan pertanian tidak bisa lagi mono fungsi (hanya menunggu hasil dari apa yang ditanam), melainkan harus multi fungsi (mengolah, menanam, menyiram, dan memetik) menjadi daya tarik wisatawan.

Untuk itu,kata Jamal haluan baru pembangunan Enrekang menerapkan konsep 3P sebagai bentuk kolaborasi pertanian,pariwisata dan peternakan.

Pergeseran tren minat wisatawan dari daerah pantai ke daerah pegunungan terus meningkat menjadi momentum yang baik dan tepat bagi daerah pegunungan untuk mengembangkan konsep 3P khususnya sektor pariwisata.

Salah satu destinasi yang patut dipertimbangkan menjadi kawasan strategis pariwisata daerah adalah destinasi Wisata Mandoti (DWM).DWM merupakan hasil kolaborasi empat desa yaitu Desa Salukanan, Kendenan, Bone Bone dan Desa Pepandungan.

Nama β€œMandoti” digunakan karena dua pertimbangan, pertama, aspek sejarah bahwa keempat desa tersebut awalnya merupakan wilayah administrasi Desa Salukanan yang dikenal sebagai satu-satu penghasil beras ketan Mandoti dan kedua, aspek bahasa bahwa akronim Mandoti adalah Manyaman Di Ollongi na ditiro (Nyaman dikunjungi dan dipandang.red).

Rencana pemanfaatan ruang destinasi wisata Mandoti dibagi atas dua zona,yaitu zona I meliputi Desa Salukanan dan Kendenan dikembangkan sebagai pusat wisata instagramable dengan keindahan sawah terasering, kuliner ketan Mandoti dan pintu gerbang destinasi serta fasilitas penunjang.

Zona II meliputi Desa Bone Bone dan Desa Pepandungan diperuntukkan sebagai wisata pendakian ke Gunung Latimojong, wisata air terjun dan wisata religi (pusat pelatihan manasik haji dan umroh).

DWM mengusung tema wisata ramah lingkungan,wisata sehat dan wisata halal (Eco-Fit-Halal Tourism Destination).

Peresmian jalur pendakian dari Desa Pepandungan ke Puncak Rante Mario merupakan implementasi dari DWM.

Terdapat beberapa keunggulan melalui jalur Desa Pepandungan yaitu, melintasi destinasi wisata Mandoti yang memiliki keindahan view sawah terasering, dapat memandang keindahan alam sepanjang jalur pendakian, memiliki jaringan signal handphone sampai puncak Gunung Pokapinjan (Pos 5).

Menurut Tahir, selaku kepala Desa Pepandungan dalam sambutan mengungkapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena visi dan misi sejak mencalonkan diri sebagai kepala desa mulai dikabulkan.

Dukungan pemerintah daerah, kecamatan, perangkat desa, warga desa dan akademisi menjadi faktor kunci sehingga jalur pendakian ini bisa terwujud dan kesuksesannya di masa mendatang.

Pembukaan jalur pendakian bagi para wisatawan merupakan salah satu bentuk program inovasi Desa Pepandungan.

Dibukanya jalur pendakian ini maka masyarakat harus mulai merubah pola pikir dan pola sikap untuk menyongsong kehadiran para wisatawan.

Pada kesempatan itu, Bupati Enrekang H Muslimin Bando dalam sambutanya mengapresiasi inovasi Pemerintah Desa Pepandungan untuk memanfaatkan potensi yang di miliki desanya untuk membuka jalur pendakian ke Gunung Latimojong.

Ditengah sambutannya Bupati Enrekang mengundang H. Saharuddin (Anggota DPRD Provinsi Sulsel), Rahman Djamaluddin (Akademisi Unhas),H Zulkarnain (Wakil Ketua DPRD Enrekang) dan M Zulkarnain Kara (Camat Baraka) untuk mendampingi dan memberikan testimoni.

Dalam sambutanya, Saharuddin berkomitmen untuk bekerjasama Pemkab Enrekang untuk mengembangkan sektor pariwisata melalui perjuangan anggaran dan regulasi (perda Mandoti sebagai warisan budaya tak benda).

Sementara Rahman Djamaluddin berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan komunitas lokal, Zulkarnain berkomitmen untuk memperjuangkan agar destinasi wisata Mandoti dapat terwujud dan Zulkarnain Kara, menegaskan bahwa destinasi wisata Mandoti merupakan terobosan baru dan jalur pendakian yang baru diresmikan merupakan pilihan atau alternatif bagi para pendaki untuk menuju Puncak Rante Mari

Setelah testimoni Bupati Enrekang melakukan pengguntingan pita pembukaan jalur, penandatangan naskah prasasti jalur pendakian dari Desa Pepandungan ke Puncak Rante Mario Via Gunung Pokapinjan dan pelepasan pendaki perdana.

Seluruh prosesi kegiatan peresmian jalur pendakian menegaskan bahwa Desa Pepandungan telah siap menjadi pintu gerbang seven summit of Indonesia.

Sehari setelah peresmian jalur pendakian tercatat 79 pendaki yang berasal dari Kendari, Makassar, Pare Pare, Palopo dan Enrekang yang telah melakukan registrasi kantor pusat informasi di pos 1 Buntu Tillok.

Kantor pusat informasi pariwisata ini berupa bangun Landak raksasa berukuran 4 Γ— 5 meter hasil swadaya masyarakat. Untuk menigkatkan daya tarik wisata di Pos 1 akan dilakukan penataan landscape,dibangun fasilitas Mushollah,toilet, cafetaria,dan berbagai spot foto. (Zaini).