ENREKANG, timesulsel. com — Peran serta Difabel dalam memeriahkan Peringatan HUT RI ke 74, didalam keikut sertaannya pada kegiatan pawai di Kecamatan Anggeraja 16 Agustus 2019, merupakan ajang kampanye sekaligus sebagai momen sosialisasi dalam rangka merubah mindset dimasyarakat yang menganggap kalau difabel itu golongan masyarakat kelas bawah.
Menurut Lutfhi Mahmud yang juga Ketua Institut Difabel Enrekang (IDE), mengatakan bahwa Kegiatan karnaval dari barisan difabel ini dapat terlaksana dengan baik berkat inovasi dan inisiatif IDE serta dorongan dan bantuan dari beberapa komunitas peduli difabel sebagai sponsor Seperti diantaranya DPC (Duri Pick Up Community) Ratu Bawang, Bondan cell, dan KUD Tokkonan.
“Kegiatan Karnaval yang kami laksanakan murni dilakukan oleh IDE dibantu oleh beberapa sponsor”jelas Lutfhi (16/8/19).
Adapun Peserta pawai Karnaval difabel di Kecamatan Anggeraja sebanyak 18 orang (terwakili dari beberapa kecamatan di Kabupaten Enrekang), pawai ini merupakan sarana kampanye tentang keberadaan masyarakat difabel yang ada di Enrekang.
Ketua IDE juga mengharapkan momentum hari Proklamasi Kemederkaan RI ke 74 ini dapat meningkatkan kepercayaan diri pada difabel itu sendiri.
“Harapan kita agar kegiatan pawai ini menjadi pemicu perubahan mindset di masyarakat yg masih menganggap difabel sebagai masyarakat kelas bawah, sehingga kegiatan ini diharapkan menjadikan difabel bisa setara dan sama status sosialnya didalam masyarakat” papar Lutfi.
Antusias dan sangat kegembiraan para peserta difabel saat ikut serta pada perayaan ini, lantarann selama ini mereka hanya jadi penonton dan bahkan harus tertinggal di rumah karena faktor akses untuk menyaksikan kegiatan seperti ini.
“Selama ini kami sangat sulit untuk menjangkau lokasi keramaian lantaran akses, dan kali ini kami juga dilibatkan sehingga kami difasilitasi angkutan umum,” kata Rival Jufri dari kelurahan Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.
Rival mengharapkan agar Kegiatan pawai ini bisa memotivasi teman teman difabel lainnya termasuk keluarga mereka yg masih terjebak dalam rasa malu baik pada kondisi diri maupun stigma negatif pada keluarga yg memiliki anak atau sanak family yg dlm kondisi difabel. Laporan : Zaini